Rabu, 16 November 2011

teknologi pendidikan

MULTIMEDIA
Oleh: Yudhi Munadi (Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru)
Multimedia Berbasis Komputer Dalam Proses Pembelajaran
Komputer adalah alat elektronik yang termasuk pada kategori multimedia. Karena komputer menurut Arsyad (Yanti Herlanti 2005:3) mampu melibatkan berbagai indera dan organ tubuh, seperti telinga (audio), mata (visual), dan tangan (kinetik).
Berdasarkan keunggulan-keunggulan yang ada, komputer akan sangat membantu sekali bila dijadikan media pembelajaran. Komputer bisa dijadikan sebagai sumber belajar yang menyediakan berbagai macam bentuk media yang memungkinkan peserta didik membuat desain dan merekayasa suatu konsep dan ilmu pengetahuan, tidak hanya sebagai sarana komputasi dan pengeleloaan data (word processor) saja.
Pemanfaatan  Multimedia Berbasis Komputer Dalam Pembelajaran
Beberapa bentuk pemanfaatan multimedia tersebut antara lain meliputi:
Multimedia presentasi
Multimedia presenntasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis digunakan dalam pembelajaran klasikal, baik untuk kelompok kecil maupun besar.pemanfaatan multimedia dalam presentasi ini biasanya menggunakan perangkat lunak yang paling tersohor, yakni PowerPoint yang dikembangkan oleh Microsoft Inc.
Ada beberapa kelebihan dari multimedia presentasi ini, yakni:
Mampu menampilkan obyek-obyek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau diistilahkan dengan imagery.
Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi.
Memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai dengan modalitas belajarnya, terutama bagi mereka yang memiliki tipe visual, auditif, kinestetik atau yang lainnya.
Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan secara mudah.
Program multimedia interaktif
Multimedia interaktif dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik. Kelebihan multimedia interaktif sebagai media pembelajaran diantaranya adalah:
Interaktif.
Memberikan iklim afeksi secara individual.
Meningkatkan motivasi belajar.
Memberikan umpan balik.
Karena multimedia interaktif diprogram untuk pembelajaran mandiri, maka kontrol pemanfaatnnya sepenuhnya berada pada penggunanya.
Disamping mempunyai kelebihan, juga mempunyai kelemahan, diantaranya sebagai berikut

Pengembangannya memerlukan adanya tim yang profesional.
Pengembangannya memerlukan waktu yang cukup lama.
Kriteria untuk menilai program multimedia interaktif diantaranya adalah:
Kriteria kemudahan navigasi.
Kriteria kandungan kognisi.
Kriteria integrasi media, dimana media harus mengintegrasikan beberapa aspek dan keterampilan lainnya yang harus dipelajari.
Untuk menarik minat pembelajar program harus mempunyai tampilan yang artistik maka estatika juga juga merupakan sebuah kriteria.
Kriteria yang terakhir adalah fungsi secar keseluruhan.
Sarana simulasi
Dengan hadirnya berturut turut generasi software yang ampuh dan canggih, komputer masa kini sedang merebakkan jenis-jenis kegiatan yang benar-benar mampu mengefektifkan proses pembelajaran. Misalnya multimedia ini ditambah software tertentu dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu.
Video pembelajaran
Video bersifat interaktif tutorial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi untuk sebuah visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video.

Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran
Internet (interconection and networking) adalah jaringan global yang menghubungkan jutaan komputer diseluruh dunia. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan peserta didik untuk belajar secara mandiri.
Internet mempunyai efek yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran dikelas dan di luar kelas, yakni memungkinkan terjadinya kemandirian, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektifitas dan produktifitas pembelajaran.
Meskipun teknologi komunikasi dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara efektif dan produktif namun disisi lain ada juga kelemahan dan  kekurangannya, antara lain:
Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri di bandingkan dengan materi yang di pelajari.
Komputer cenderung membuat orang pasif secara fisik.
Komputer cenderung mengisolasi, yakni terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial.
Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya kesesuaian infornasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sifat kritis terhadap informasi yang diperoleh.
Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet yang kurang proposional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung dan sebagainya.

Pemanfaatan E-Learning
Ada beberapa keunggulan e-learning dibanding dengan model pembelajaran konvensional di antaranya adalah:
Fleksibel dari sisi waktu
Fleksibel dari sisi fasilitas, tempat dan lingkungna belajar.
Suasana belajar tidak ada hambatan psikologis.
Mudah meremajakan materi.
Membiasakan pemanfaatan ICT.
Selain memberi manfaat, e-learning memiliki kelemahan terutama dari sisi kebutuhan investasi jaringan pendukung dengan perangkat lunaknya.

PERAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM ORGANISASI BELAJAR
Buku Prof. Dr. Yusufhadi Miarso, M. Sc.
Menyamai Benih Teknologi Pendidikan, 2009, Jakarta, Kencana Prenada Media Group

Pendidikan pada umumnya diartikan sebagai pembentukan sikap, penguasaan keterampilan, dan perolehan pengetahuan sebelum memasuki dunia kerja. Sedang pelatihan adalah peningkatan kemampuan secara khusus dalam suatu lingkungan kerja. Informasi yang perlu dikuasai tidak terbatas pada lingkungan pendidikan dan pelatihan, melainkan berlangsung sepanjang hayat, kapan saja, dimana saja, dari apa dan siapa saja, serta mengenai apa saja. Teknologi pembelajaran masih banyak dipandang sebagai suatu bidang yang berkepentinagn dengan persekolahan, dan karena itu hanya perlu mnedapat perhatian dari para guru  atau tenaga kependidikan lain dalam lingkungan pendidikan formal.

Perkembangan Organisasi Belajar
Pengembangn organisasi ini dilakukan dengan berbagai cara atau model. Salah satu mdel itu adalah yang dikemukakan oleh Robert Blake dan Jane S. Mouton (1970). Model ini bertolak pada delapan asumsi, yaitu:
Pengembangan ini meliputi perorangan, keanggotaan, dan organisasi yang semuanya terkait dan merupakan keseluruhan sistem yang membangun.
Perubahan yang efektif dan efisien perlu dilakuakn secara sistematik dengan lebih dulu memnetapkan apa yang harus terwujud dalam waktu tertentu.
Perilaku manusia dan kegiatan organisasi saling berinteraksi dan mungkin dapat menghambat atau sebaliknya meningkatkan kinerja.
Pendidikan dan pelatihan harus terjalin agar pengembangan dapat efektif.
Penalaran dan emosi saling berkaitan, karena itu kedua hal itu harus dimasukkan dalam progam pengembangan.
Hubungan antara atasan dan bawahan dalam organisasi harus terbuka dan memungkinkan komunikasi timbal balik.
Perlu diciptakannya peluang dalam organisasi sendiri untuk berprakarsa dan tidak mengandalkan konsultan dari luar, dan
Setiap orang pada dasarnya ingin berpartisipasi atau terlibat dalam pengambilan keputusan yang menyangkut dirinya.

Dari beberapa komponen yang telah disebutkan oleh Senge sebagai disiplin, yaitu perangkat teori dan teknik yang perlu dipelajari dan dikuasai untuk dapat diterapkan di lapangan, adalah sebagai berikut:
Berpikir sistem
Penguasaan pribadi
Pola mental
Visi bersama
Belajar beregu
Marquardt mendifinisikan oraganisasi belajar sebagai organisasi yang belajar bersama dengan sungguh-sungguh, dan senantiasa mentransformasikan diri dengan mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan pengetahuan untuk keberhasilan usaha. Selanjutnya dikemukakan adanya serangkaian dimensi dan karakteristik dimensi dan karakteristik penting yang menandai organisasi belajar, diantaranya meliputi:
Belajar dilakukan oleh organisai secara menyeluruh, seolah-olah organisasi itu memiliki satu otak.
Belajar berlangsung terus menerus  dan terintegrasikan dengan pekerjaan.
Kemampuan berfikir sistem sangat fundamnetal.
Tersedianya informasi dan sumber informasi yang  di perlikan untuk keberhasilan organisasi.
Berkembangnya budaya kelembagaan yang mnedukung, menghargai, dan memicu belajar perorangan dan beregu.
Kegiatan dilandaskan pada aspirasi, refleksi, dan konseptualisasi bersama, dan
Mempunyai kemampuan untuk senantiasa menyesuaikan diri, memperbaharui, dan meningkatkan diri sebagai respon atas perubahan lingkungan.

Perkembangan Teknologi Pembelajaran
Pada hakikatnya tenologi pembelajaran adalah suat disiplin yang berkepentinagn dengan pemecahan masalah belajar dengan berlandaskan pada serangkaian prinsip dan menggunakan berbagai macam pendekatan.serangkaian prinsip yang dijadikan landasan teknologi pembelajaran adalah:
Lingkunagn kita senantiasa berubah
Jumlah penduduk semakin bertambah, meskipun dengan prosentase yang mengecil.
Sumber-sumber sedekala (tradisional) semakin terbatas, karena itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan seoptimal mungkin.
Adalah hak setiap pribadi untuk dapat berkembang semaksimal mungkin, selaras dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan.
Masyarakat berbudaya teknologi, yaitu bahwa teknologi merupakan bagian yang tertanam (imbedded) dan tumbuh dalam setiap masyarakat, dengan kadar yang berbeda.
Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah:
Pendekatan isomeristik
Pendekatan sistematik
Pendekatan sinergistik
Sistemik
Pengertian atau definisi teknologi pembelajaran adalah teori dan oraktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan pengelolaan, penilaian, dan penelitian proses, sumber dan sistem untuk belajar. Dalam definisi tersebut terandung pengertian adanya empat komponen dalam teknologi pembelajaaran, yaitu:
Teori dan praktik
Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian.
Proses, sumber, dan sistem.
(untuk) belajar

Kontribusi Tenologi Pembelajaran Dalam Organisai Belajar
Oragnisasi yang semula dibentuk dan diberi wewenang dan tanggung jawab adalah lembaga medipendidikan yang kemudian berkembang dan dikembangkan menjadi Pustekkom Diknas. Berabgai lembaga atau organisasi pemerintah, swasta maupun masyarakat, sekaran ini juga telah tumbuh dan berkembang denga menerapkan pendekatan teknologi pembelajaran.
Faslitas yang diperlukan pada awal pertumbuhan, juga difasilitasikan oleh pemerintah dengan bantuan teknis dari UNICEF, UNESCO, USAID, dan pemerintah Australia dan jepang melalui the colombo plan. Sebagai suatu disiplin teknologi pembelajaran berpegangan pada falsafah berkembangnya potensi optimal pembelajar (learnes) secara efektif dan efisien serta selaras dengan perkembangn dan kondisi masyarakat dan lingkungan. Sedangkan visinya sebagai suatu disiplinadalah terwujudnya berbagai poal pendidikan danpembelajaran dengan dikembangkannya dan dimanfaatkannya aneka sumber, proses, dan sistem belajar, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpukan bahwa teknologi pembelajaran secara konseptual  mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan organisasi belajar dalam bentuk:
Pengetahuan tentang pemecahan masalah belajar  baik pada peroranga maupun pada keseluruhan organisasi
Penyediaan tenaga profesi  (praktisi maupun akademisi) yang mampu mengintervensi organisasi agar dapat dan mau belajar.
Aneka sumber belajar yan sengaja dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi
Sisitem informasi yang diperlukan agar organisasi dapat memperoleh akses atas informasi yang terbaru secara cepat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar